Halaman

Sabtu, 17 Maret 2012

ANUGERAH PASANGAN SETIA

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Ruum : 21)

Memiliki PASANGAN (suami/isteri) yang setia, tentu menjadi anugerah yang tak ternilai harganya. Sayangnya, hidup ini menyimpan banyak kejutan. Kita tak pernah bisa menduga bagaimana akhir kisah sebuah keluarga. Namun jangan khawatir, kalau kita tahu caranya suami setia yang menjaga hati isteri akan berada di samping kita.



Bagaimana Pasangaan Setia?
Pasangan setia, menghargai dan memuliakan isteri.
* Mencukupi nafkah
* Mendidik dan membimbing keluarganya pada ajaran yang baik, ajaran Islam
* Melaksanakan kewajibannya dengan baik, tanggung jawab berlandaskan syariat
Tidak dipenuhinya kewajibanoleh salah satu pihak akan memicu ketidakpercayaan suami/isteri. Contohnya ketika ketaatan isteri berkurang, MAKA RASA MENGHARGAI ATAU KEPERCAYAAN SUAMI MENIPIS. Begitu juga sebaliknya.
Kualitas keagamaan menjadi faktor penting yang mendukung pasangan agar setia.

Perbaiki Pondasi
Harus disadari oleh setiap pasangan bahwa dalam setiap pernikahan pasti ada ujiannya, maka perlu upaya kontinyu meningkatkan kualitas kehidupan berkeluarga.
• Kesadaran yang utuh bagi kedua belah pihak tentang kehidupan rumah tangga, apa tujuannya, hakdan kewajibannya.
• Mejaga kualitas dan kuantitas komunikasi. Kemauan untuk mendengar, salah satu aspek langka yang dimiliki oleh pasangan. Karena tak mampu melakukan komunikasi dengan baik, masalah kecil menjadi penyulut keretakan rumah tangga.
• Menjaga intensitas perhatian. Angan sampai kesibukan mengurus rumah atau mencari nafkah membuat masing-masing lalai memberi perhatian kepada pasangan.
Jika terjadi kebosanan (yang seharusnya tidak terjadi), saat itulah komitmen sedang diuji. Oleh sebab itu konsep tausiyah harus dijalankan.
Gali terus keinginan pasangan, karena setiap espektasi bisa saja berubah dari waktu ke waktu.

Berbeda tetapi Saling Melengkapi
Setiap perbedaan akan memberi warna. Pelangi menjadi sangat indah karena warna yang berbeda-beda.
Setiap potongan puzzle membutuhkan pasangan lainnya untuk melengkapinya, menjadikannya sempurna. Sehingga terbentuklah keterpaduan yang harmonis.
Begitu juga aspek-aspek perempuan dan laki-laki yang secara fitah berbeda, bertujuan untuk saling melengkapi. Sikap “KHAS” laki-laki perlu didampingi dengan sikap perempuan yang mampu menyeimbangi sikap tersebut, begitu juga sebaliknya.

Sikap Antisipasi Isteri
 Jauhi cemburu yang berlebihan
 Tidak menghargai

Sikap Antisipasi Suami
 Jujur
 Mendengar

Jika Suami Terlanjur Terpikat
Jika semua langkah sudah dilakukan tetapi suami tetap berpaling ke hati yang lain?
Lihatlah masalah dengan baik, jangan cepat emosi. Suami, isteri, anak-anak sesungguhnya milik Alla swt. Karena itu kita harus siap jika sewaktu-waktu Allah mengambil milik-Nya, baik ajal maupun untuk berbagi.
Serong? Isteri harus mengingatkan suami agar bertaubat dan meninggalkan perempuan itu.
Selingkuh? (Perbuatan isteri/suami menjalin hubungan dengan seseorang di luar ikatan perkawinan yang kalau diketahui pasangannya itu dianggap menyakiti, mengkhianati, melanggar kesepakatan, di luar komitmen).
Poligami? Pertimbangkanlah apakah ini solusi yang tepat? Kalau hanya terpikat belum menjadi syarat untuk menikah lagi.
 Apakah kondisi keluarga yang pertama sudah terpenuhi? Lihatlah kemampuan suami dalam mengendalikan kepemimpinan keluarganya, sudah baik/belum?
 Apakah suami bisa membiayai kedua keluarga?
Opsi cerai? Disarankan untuk tidak mengambil opsi ini. Harus ada alasan dan bukti kuat mengapa pernikahan tidak bisa dilanjutkan.
Misalnya suami melakukan dosa besar, berzina, melakukan kekerasan (KDRT), akan tetapi isteri boleh memaafkan. Jika kita bersabar, sembari memohon pertolongan Allah swt agar suami kembali setia, insya Allah akan memberi jalan dan pahala dapat kita peroleh.

(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar