Halaman

Minggu, 13 Mei 2012

MEMBANGUN BUDAYA SHOLAT TEPAT WAKTU DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) AL ITTIHAD DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI BEHAVIORISME


PENDAHULUAN
            SDIT Al Ittihad mempunyai visi Mewujudkan Siswa-siswi yang Berkepribadian Islami dan Berprestasi dengan kharakteristik tingkah laku yang terinci dalam 13 jaminan mutu (Quality Assurance), yaitu : 
1.        Sholat Tepat waktu
2.        Berpakaian sesuai syari’at
3.        Berbakti kepada orang tua
4.        Menerapkan budaya 5 S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun )
5.        Disiplin
6.        Mandiri
7.        Cinta Bersih
8.        Bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil
9.        Hafal juz 30
10.    Tuntas bidang studi ≥ 7,5
11.    Gemar membaca
12.    Berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Inggris secara sederhana
13.    Menguasai dasar-dasar komputer tingkat dasar
Salah satu pandangan teori psikologi behavirisme adalah bahwa tingkah laku manusia dibentuk dengan menciptakan lingkungan yang relevan atau pengkondisian lingkungan tertentu (Saam, 2010 : 17).  Maka kharakteristik dalam jaminan mutu membutuhkan lingkungan yang kondusif (bi’ah sholihah) sehingga perilaku yang kita inginkan dapat terbentuk dalam diri setiap peserta didik. 
Selain lingkungan yang kondusif, kebiasaan-kebiasaan yang dibangun (stimulus yang terus menerus) akan sangat mempengaruhi dan mengendalikan tingkah laku manusia.  Kebiasaan juga memegang peran yang sangat penting dan mengambil porsi yang cukup besar dari usaha manusia untuk mengubah usaha menjadi mudah dan terlaksana tanpa paksaan dalam alam sadarnya (al Quayyid, 2006).   Hal ini sejalan dengan teori behavioristik yang memandang manusia sebagai mesin (homo mechanism), yang berjalan dalam alam sadarnya, berjalan karena pengendalian sistem lingkungannya (Saam, 2010 : 16).  Samuel Johnson (dalam Tasmara, 2000) berkata, “Mata rantai kebiasaan seringkali terlalu kecil untuk disadari, sampai datang saatnya.  Mata rantai kebiasaan tersebut menjadi sangat kuat sehingga sulit diputuskan (the chains of habit are generally too small to be felt until they are too strong to be broken).
Untuk mewujudkan ketiga belas jaminan mutu tersebut, sekolah membuat tahapan pelaksanaan secara berangsur-angsur satu demi satu yang masing-masing telah ditetapkan  indikator keberhasilan dan program penunjangnya serta Standard Operating Procedure (SOP)-nya.  Dalam hal ini penulis akan membahas tentang pelaksanaan jaminan mutu Sholat Tepat Waktu.

PEMBAHASAN
            Agama Islam mewajibkan umatnya sholat lima waktu secara konsisten dan kemudian berkembang sedemikian rupa, sehingga sholatnya tidak dirasakannya sebagai kewajiban melainkan sebagai keterpanggilan.  Hal ini akan tercapai apabila setiap diri muslim membiasakan melatih diri secara kontinyu, terprogram dan dibayangi oleh suatu tantangan (challenge). 
            Rasullah bersabda, ”Sholat yang utama adalah sholat yang tepat waktu,”  berarti mengerjakan sholat di awal waktu merupakan amalan yang terbaik.  Sedang mengakhirkannya adalah adalah sebuah kelalaian, ”Sesungguhnya tidak ada kelalaian dalam tidur.  Sebab kelalaian hanyalah bagi orang yang belum mengerjakan sholat sehingga datang waktu sholat berikutnya,” (HR. Muslim) (’Uwaidah, 2000).  Dalam hal ini Allah swt. memperingatkan dalam firman-Nya :
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. “ (QS. Al Ma’un : 4-5).
Dalam hadist lain, Rasulullah saw. Bersabda, ”Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan sholat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah apabila mereka tidak mau mengerjakannya ketika berusia sepuluh tahun. ” (HR. Ahmad).    Thomas Licknona (dalam Megawangi, 2004 : 21) mengatakan, ”Seorang anak adalah satu-satunya bahan bangunan yang diketahui dapat membentuk seorang dewasa yang bertanggungjawab (A child is the only known substance from which a responsible adult can be made).” Oleh karena itu sangatlah tepat apabila sholat ini menjadi budaya yang harus dibangun di sekolah Islam, khususnya SDIT Al Ittihad.
Dalam implementasi jaminan mutu Sholat Tepat Waktu, SDIT menetapkan indikator keberhasilan sebagai berikut :
1.        Jika datang waktu sholat wajib, segera berwudhu, melaksanakan sholat
2.        Merasa punya hutang apabila belum melakukan sholat
3.        Memahami seluruh bacaan sholat
4.    Memahami gerakan sholat dengan benar
Sedangkan program yang telah ditetapkan untuk mencapai indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut :
1. Program Kurikulum
a.    Mengintensifkan komunikasi dengan orang tua peserta didik dan memantau aktivitas sholat dengan Buku Komunikasi
b.  Pengayaan modul Pendidikan Agama Islam dengan suplemen panduan Ibadah Praktis
c.      Ebta Praktek Ibadah
2. Program Kesiswaan
    a.     Pendampingan siswa ketika sholat dan wudhu’
    b.    Cek sholat di masjid
    c.     Mabit (Malam Bina Iman dan Takwa)
    d.    Komunikasi melalui telpon (Dering Telepon)
3. Program Sarana Prasarana
    a.     Pelaksanaan sholat kelas 1 - 2 di kelas dan kelas 3 - 6 di masjid
    b.    Tempat wudhu yang representatif
    c.     Perlengkapan sholat
    d.    Mikropon /pengeras suara
Program-program tersebut dilengkapi dengan Standard Operational Procedure (SOP) :
1.  SOP Evaluasi Praktek Sholat
2. SOP Kontrol Sholat

Penunjang kegiatan berupa prosedur kecil “Mendiamkan Keributan” :
1.      Guru piket berdiri di depan peserta didik
2.      Guru piket mengangkat tangan kanan
3.      Siswa mengangkat tangan kanan dan diam

PENUTUP
           
Diharapkan dengan pengkondisian sistem lingkungan sebagaimana langkah-langkah tersebut di atas yang berlangsung terus menerus (konsisten) akan terbentuk tingkah laku atau kharakteristik yang diinginkan yaitu Sholat Tepat Waktu.
Dari Abu Hurairah Radihiyallohu anhu, Rasulullah saw. bersabda :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi yahudi, nasrani atau yahudi ..”
Dalam upaya meneladani Rasulullah saw. terkait hadits di atas, maka sesungguhnya sekolah berperan menyediakan lingkungan yang baik (bi’ah sholihah) agar terjaga fitrah generasi Islam dan membentuknya menjadi manusia yang paripurna (insan kamil) dalam keislaman dan keimanannya

DAFTAR PUTAKA

Al-Quayyid, Ibrahim Hamd.  2006.  Al Adat al Asyru li asy Syakhsiyah an Najihah.  Terjemahan : 10 Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas. Jakarta : Maghfirah Pustaka.
Megawangi, Ratna.  2004.  Pendidikan Karakter, Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa.  Jakarta : Gapprint.
Saam, Zulfan. 2010.  Psikologi Pendidikan. Pekanbaru : UR Press.
Tasmara, Toto. 2000.  Menuju Islam Kaffah, Menggali Potensi Diri. Jakarta : Gema Insani Press.
‘Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad.  1998.  Al Jami’ Fii Fiqhi an Nisa’.  Terjemahan :  Fiqih Wanita.  Jakarta : Pustaka Alkautsar.

(Makalah ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan PPS MP UR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar