Dalam kehidupan
sehari-hari, sering kali kita melihat pribadi-pribadi yang Allah gambarkan
dalam Al Quran surat Al A'raf ayat 12 : Allah
berfirman, "Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada
Adam) ketika Aku menyuruhmu?" Iblis menjawab,"Aku lebih baik dari
pada dia. Engkau ciptakan aku dari api,
sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." Kecantikan, kecukupan harta,
kedudukan, intektualitas atau sekedar kebanggan semu tentang dunia ini sering membuat
manusia merasa lebih baik, lebih oke, dan lebih tinggi derajatnya. Padahal
Allah SWT. sudah menjelaskan dengan gamblang di dalam firmannya : "Sungguh,
yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa." (QS. Al
Hujurat : 13).
Seorang ustadz
memberikan taujihnya sebagai aqidah moment dalam meeting kami, bahwa salah satu
sifat tercela yang dibenci Allah SWT. adalah
angkuh dan sombong (Al kibr). Lalu yang
sejenis dengannya antara lain mukhtal
(punya khayalan-khayalan tinggi bahwa dirinya lebih besar/lebih hebat), fakhur (orang yang membanggakan diri
sendiri), dan thu’yan (melampaui
batas, tidak hanya kepada sesamA manusia tetapi juga kepada Allah SWT). Dan
cikal bakal dari sifat tersebut, di antaranya adalah ujub (membanggakan diri
sendiri, heran pada dirinya sendiri).
Rasulullah juga telah mengingatkan :“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepada saya supaya kamu bertawadhu’, sehingga tidak seorangpun menganiaya orang lain, dan tidak seorangpun menyombongkan diri pada orang lain.” (HR. Muslim).
Maka yang paling penting bagi kita adalah ketakwaan
kita kepada Allah SWT. Mari tunjukkan
syakhsiyah islamiyah kita kepada sesama, tanggalkan semua kebanggaan semu
tentang diri kita dan dunia ini, pindah area dari melecehkan menjadi menghargai.
(Catatan
tentang janji seorang muslim di tengah
saudaranya, di suatu waktu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar