Halaman

Rabu, 16 Mei 2012

TIMBANGAN


TIMBANGAN atau sering disebut juga neraca, benda yang cukup penting dalam hidup kita. Kita sering risau bila timbanagn badan kita naik, karena pertanda obesitas mengancam diri, sebaliknya kita juga sering mencemaskan bila timbangan badan kita atau mungkin anak kita terlampau rendah karena pertanda kurang nutrisi. Hal ini berarti timbangan menjadi cermin kesehatan dan kebugaran tubuh kita.
Dalam perniagaan, timbangan memegang peranan sangat penting untuk mengukur atau melihat  kesesuaian harga dengan barang yang dibeli atau dijual, terlebih lagi untuk mengukur kejujuran.  Allah swt mengkhususkan peringatan-Nya tentang kecurangan dalam menakar dan menimbang pada Quran Surah Al Muthaffifin, ianya mendapat ancaman kecelakaan yang besar. "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari (ketika) manusia berdiri menghadap Robb semesta alam." (QS. Al Muthaffifin : 1-6)

Dalam tafsir Al-Maraghi, disebutkan bahwa sebagaimana kecurangan dalam hal takaran dan timbangan, hukum yang sama juga diberlakukan pada hal-hal lain. Contohnya seseorang yang mengupah orang lain untuk mengerjakan sesuatu, kemudian ia selalu menunggui dan mengawasinya serta meminta kepadanya agar mengerjakan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Tetapi manakala ia bekerja untuk orang lain, ia tidak bekerja sebagaimana mestinya dan enggan ditunggui serta diawasi oleh atasannya. Orang semacam ini masuk dalam kategori orang-orang yang diancam ayat di atas, dan ia berhak mendapatkan siksaan yang pedih tanpa memandang remeh atau pentingkah pekerjaan yang ia lakukan. Semuanya berada dalam hukum yang sama.
Jika peringatan ini ditujukan kepada mereka yang berlaku curang dalam hal takaran, yang rela menerima barang riba walau sedikit lalu bagaimana tehadap mereka yang memakan harta benda orang banyak dengan tanpa takaran dan timbangan? Dan merampas harta orang lain dari tangan-tangan mereka? Dan bagaimana pula dengan pribadi-pribadi yang mengandalkan pengaruh dan kekuasaannya serta menghalalkan segala cara untuk menipu yang mengakibatkan kerugian dan penderitaan orang banyak? Tidak disangsikan lagi bahwa mereka termasuk golongan orang-orang ingkar  kepada hari akhir (QS. Al Muthaffifin : 4). Allah swt memerintahkan untuk berbuat jujur dalam dalam hal timbang- menimbang. "Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan  neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akbatnya (Q. Al Isra : 35) "Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang kepada seseorang melainkan  sekedar kesanggupannya.  (QS. Al An’am : 152).


Sesungguhnya perbuatan mengurangi takaran dan timbangan serta menggelapkan harta orang banyak tidak akan terjadi kecualai pada orang-orang yang ingkar kepada hari kiamat, yaitu hari ketika amal perbuatan mereka akan diperhitungkan di hadapan Allah SWT.  Sebab jika mereka mempercayai adanya hari kiamat. niscaya mereka tidak akan berani melakukan kecurangan dalam menakar dan menimbang.  Allahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar